1. Budaya mencontek
Waduh. Kalau yang ini sih udah biasa kita lakukan sebagai pelajar. Ulangan, nggak belajar, keadaan kepepet, ujungnya niru juga ke temen. Cara paling praktis daripada lembar jawaban kosong melompong. Mencontek kayaknya udah jadi "budaya'' tersendiri nih di negara kita. Tapi bukan budaya yang baik! Nah, setelah kita tau kalau mencontek itu bisa menyebabkan mutu pendidikan di Negeri kita ini rendah, ada baiknya yuk kita kurangi kebiasaan mencontek dari sekarang. Berusaha belajar sendiri, dan jangan bergantung pada orang lain . Intinya, percaya pada kemampuan sendiri deh. . Nggak mau kan negeri kita tercinta ini mutu pendidikannya rendah?
2. Kurangnya sarana untuk belajar
Seperti yang kita ketahui, nggak semua sekolah di negara kita punya sarana prasarana belajar yang baik. Mungkin sekolah-sekolah di perkotaan yang maju sarana prasarana belajarnya sudah baik, sehingga proses belajar mengajar pun bisa berlangsung dengan baik pula. Tapi gimana dengan sekolah-sekolah di pedesaan atau kawasan terpencil? masih banyak yang belum punya sarana prasarana belajar yang baik, sehingga proses belajar mengajar juga belum bis berlangsung dengan efektif. Nah, kalau di sekolah kita sarana dan prasarana belajarnya udah lengkap,yuk mari kita bersyukur dan manfaatkan itu dengan maksimal, untuk hal-hal yang positif tentunya.
3. Pembelajaran hanya berdasar pada buku paket
Di indonesia sendiri telah berganti
beberapa kurikulum. Seperti yang kita ketahui, hampir setiap menteri
mengganti kurikulum lama dengan kurikulum yang baru.Seperti kurikulum KBK yang saat ini diganti menjadi KTSP. Namun adakah yang
berbeda dari kondisi pembelajaran di sekolah-sekolah? Tidak, karena
pembelajaran di sekolah sejak zaman dulu masih memakai kurikulum buku
paket. Sejak era 60-70an, pembelajaran di kelas tidak jauh berbeda
dengan sebelumnya. Apapun kurikulumnya, guru hanya mengenal buku paket.
Materi dalam buku paketlah yang menjadi acuan dan guru tidak mencari
sumber referensi lain. Kira-kira acuan apa lagi yang bisa digunakan selain buku paket ya?
4. Guru tak Menanamkan Diskusi Dua Arah
Lihatlah pembelajaran di ruang
kelas. Sepertinya sudah diseragamkan. Anak duduk rapi, tangan dilipat di
meja, mendengarkan guru menjelaskan. seolah-olah Anak “Dipaksa”
mendengar dan mendapatkan informasi sejak pagi sampai siang, belum lagi
ada sekolah yang menerapkan Full Days. Anak diajarkan cara menyimak dan
mendengarkan penjelasan guru, sementara kompetensi bertanya tak
disentuh. Anak-anak dilatih sejak TK untuk diam saat guru menerangkan,
untuk mendengarkan guru. Akibatnya Siswa tidak dilatih untuk bertanya.
Siswa tidak dibiasakan bertanya, akibatnya siswa tidak berani bertanya.
Selesai mengajar, guru meminta anak untuk bertanya. Heninglah suasana
kelas. Yang bertanya biasanya anak-anak itu saja.
Nah itu tadi beberapa penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, jadi mulai sekarang, yuks kita ikut berusaha mengatasi rendahnya mutu pendidikan ini, dimulai dari hal kecil dulu deh. Misalnya berhenti mencontek (kalau langsung berhenti sih susah, jadi mending dikurangi sedkit-sedikit ya) , terus yang kedua manfaatkan sarana prasarana pembelajaran di sekolah dengan baik, jangan malah sarana prasarana tersebut kita rusk atau dipakai untuk hal-hal yang negatif. Bersyukur, masih banyak lohh sekolah-sekolah yang butuh sarana prasarana pembelajaran.
Paipai^^
dan guru yang killer! :)
BalasHapussetuju :)
Hapus